ETNOGRAFI BELUK SEBAGAI DESA PENGHASIL NANAS MADU

Gambar 1 Tugu Desa Beluk

Beluk merupakan sebuah desa penghasil nanas madu terbesar di Pemalang. Hal ini dikarenakan hasil pertanian utama desa berupa nanas madu yang melimpah ruah. Sejauh mata memandang terdapat perkebunan nanas di kanan kiri jalan desa. Tidak heran desa ini memiliki potensi yang sangat besar sebagai sentra olahan nanas madu di wilayah Pemalang. Menurut Pak Sutarno selaku Kepala Dusun Krajan Desa Beluk, pertanian nanas di Beluk sendiri sudah ada dari tahun 1950-an, kemudian terus berkembang dan meluas sampai sekarang. Sebagian besar pekarangan atau lahan kosong yang ada di Desa Beluk ini ditanami oleh nanas madu, bahkan sampai celah rumah antara satu dengan yang lainnya pun ditanami nanas madu.

Desa Beluk terletak di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Desa Bulakan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Belik dan Desa Gombong, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kecamatan Pulosari, dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Mendelem. Desa ini terletak cukup jauh dari ibu kota kabupaten, yakni ±40 km atau satu jam perjalanan. Sedangkan jarak ke kecamatan terdekat ±5 km atau 15 menit perjalanan. Dari data rekapitulasi jumlah penduduk Desa Beluk pada bulan Juni tahun 2018, jumlah penduduk desa ini mencapai 10.377 jiwa, yang terdiri dari empat dusun, meliputi Dusun Krajan, Dusun Pekutukan, Dusun Kalitengah, dan Dusun Pondoknangka.

Gambar 2 Panen Nanas Madu

Sistem mata pencaharian penduduk Desa Beluk pada umumnya didominasi oleh pekerjaan sebagai petani nanas. Namun, ada juga sebagian penduduk yang bekerja sebagai petani padi, petani jagung, buruh tani, guru, pegawai negeri, pedagang, dan kuli bangunan. Profesi petani nanas madu biasanya dikerjakan oleh para orang tua, sedangkan para anak mudanya rata-rata memilih bekerja merantau ke luar kota atau pulau demi mencari penghasilan yang lebih tinggi. Masyarakat rela menginvestasikan lahan berhektar-hektar untuk dijadikan sebagai kebun nanas madu karena besarnya potensi nanas madu yang ada, mulai dari potensi luas lahan, kesuburan tanah, letak geografis, dan harga jual nanas madu yang cukup menjanjikan. Namun, pada umumnya petani menjual hasil kebunnya dalam bentuk tebasan, yang mana harga jualnya jauh lebih murah dari harga di pasaran. Penentuan harga nanas madu didasarkan pada ukuran besar-kecilnya nanas dan warna kulit buah. Penjualan nanas-nanas madu ini selanjutnya didistribusikan ke pasar-pasar di daerah Pemalang, Cirebon, Jakarta, sampai ada pula yang dijual pulau lain yakni Bali.

Gambar 3 Berbagai Produk Olahan Nanas Madu  Desa  Beluk

Dengan adanya pertanian nanas madu yang sedemikian luas tersebut, sehingga Desa Beluk sangat berpotensi menjadi sentra olahan nanas madu di daerah Pemalang. Untuk itu, sebagian penduduk desa sudah ada yang menyadari akan potensi tersebut dengan berwirausaha produk olahan nanas madu menjadi berbagai macam olahan pangan dan non-pangan, seperti kerupuk nanas, keripik pangsit nanas, manisan nanas, stick nanas, dodol nanas, wajik nanas, kembang goyang nanas, jelly seruput nanas, marmalade nanas, pie susu nanas, wajik nanas, nugget nanas, lumpia nanas, cilok nanas, sambal nanas, cuka nanas,  lipbalm nanas, lulur nanas, pembersih lantai dari nanas, dan masih banyak lagi. Kekayaan alam dan kreativitas sumber daya manusia di Beluk ini sangat berpotensi dalam peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemalang.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*